• home

  • save tukad petanu

  • why tukad petanu

  • photos & videos

  • blog & news

  • how you can HELP

  • More

    • Black YouTube Icon
    • Black Google+ Icon
    • Black Instagram Icon
    • Black YouTube Icon
    • Black Google+ Icon
    • Black Instagram Icon

    KRAMA SUBAK KLAWANAN SITA MESIN TAMBANG ILLEGAL

    June 4, 2017

    Dua Pemilik Tambang Batu Padas di Tukad Petanu Diamankan

    January 26, 2017

    Ketika Batu Padas Ditambang Ilegal di Bali

    January 13, 2017

    Fokus Liputan : Turis Menghilang karena Tambang di Desa Wisata (Bagian 2)

    January 11, 2017

    Fokus Liputan : Penambangan Batu Paras Ilegal yang Terus Berlangsung di Tukad Petanu (Bagian 1)

    January 11, 2017

    Aktivitas Penambangan Batu Padas Dihentikan Sementara

    January 11, 2017

    Penambangan Batu Padas di Banjar Buungan Semakin Meluas

    January 8, 2017

    [Esai Foto] Paras Dewa Air dalam Dilema

    October 31, 2016

    Pengusaha Tak Kunjung Perbaiki Jalan Rusak, Warga Tolak Galian C

    October 9, 2016

    Tukad Petanu : Stop the Destruction Now! • Hentikan Kehancuran Sekarang!

    September 30, 2016

    Please reload

    Other Videos

    Penambangan Batu Padas di Banjar Buungan Semakin Meluas

    January 8, 2017

    |

    Bali Post

     

    BANGLI, BALIPOST.com – Penambangan batu padas di sungai Sangsang, Banjar Buungan, Desa Tiga, Kecamatan Susut semakin meluas. Kondisi itu membuat kerusakan lingkungan semakin parah. Padahal, sebelumnya penambangan tersebut sempat dihentikan oleh pihak berwenang dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bangli dan pihak kepolisian.

     

    Akan tetapi, aktifitas tersebut hanya sempat terhenti sesaat, setelah itu kegiatan tersebut kembali aktif sampai sekarang. Bahkan penggalian sekarang ini semakin meluas ke arah selatan.

     

    Berdasarkan pantaun Bali Post, Minggu (8/1), terlihat penambangan batu padas berjalan normal. Bahkan lokasi penambangan yang dulunya sedikit sekarang semakin meluas ke arah selatan yang membuat kerusakan lingkungan semakin melebar. Bahkan, penggalian yang dilakukan tersebut mencapai sekitar 40 meter kebawah. Tak hanya itu, mesin yang digunakan untuk melakukan penggalian dan pemotongan batu padas itu juga bertambah dari dua menjadi tiga, termasuk para pekerja pengangkut batu padas tersebut jumlahnya semakin banyak.

     

    Salah seorang pengangkut batu padas mengatakan, sebelumnya penggalian batu padas ini memang sempat dihentikan karena dianggap ilegal. Namun selang beberapa hari aktifitas penggalian kembali berjalan. “Dulu saya memang sempat berhenti bekerja lantaran penggalian dihentikan. Tetapi itu hanya beberapa hari saja. Setelah itu aktifitas penambangan kembali berjalan,” ungkapnya.

     

    Dijelaskan, dengan kembalinya penggalian batu padas itu mamang sangat membatu dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Karena, dari menjadi buruh pengangkut batu padas ini pihaknya bisa memenuhi segala kebutuhan keluarganya. “Kalau kami disini sangat terbantu dengan adanya aktifitas ini. Karena dari sini kami mencari nafkah untuk keluarga. Masalah legal ataau ilegal kami kurang tahu. Intinya, kami disini bekerja tanpa memikirkan itu” pintanya.

     

    Dia menjelaskan, pihaknya tidak tahu secara pasti kenapa penambangan batu padas ini kembali bisa berjalan meski sempat dihentikan. Menurutnya, kemungkinan ada pembicaraan yang dilakukan oleh pemilik dengan pihak berwenang. “Kemungkinan ada main mata atau bagaiman saya tidak tahu. Mungkin saja ada main uang, karena sekarang uang bisa jadi pelicin. Kalau tidak begitu kemungkinan penggalian ini kembali di stop,” ucapnya.

     

    Sementara dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli Ida Ayu Gede Yudisutha menyatakan, pihaknya belum tahu secara pasti seperti apa persolana itu. karena kebetulan baru dikukuhkan Dinas Lingkungan Hidup. “Saya besok (hari ini -red) langsung turun bersama Kepala Bidang (Kabid) yang menangani untuk mengecek secara langsung penggalian batu padas di Dusun Buungan, “singkat Ida Ayu Gede Yudisutha. (eka prananda/balipost)

    Please reload

    Connect & Share
    • YouTube - Black Circle
    • Google+ - Black Circle
    • Twitter - Black Circle
    • Instagram - Black Circle
    • Facebook - Black Circle