top of page
Other Videos

Dua Jadi Tersangka, Warga Enggan Menambang Lagi

POSBELITUNG.COM, GIANYAR - Ratusan warga penambang yang beroperasi di wilayah Tukad Petanu, Gianyar, Bali mengaku ketakutan.

Mereka tidak berani lagi menambang setelah ada dua penambang yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Setelah mengetahui ada penindakan, warga saya ketakutan. Aktivitas penambangan berhenti," kata Perbekel Kemenuh, Gianyar, Dewa Nyoman Neka kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Jumat (6/11/2015).

Wilayah Semampan dan Medahan menjadi dua banjar di Desa Kemenuh yang sangat menggantungkan hidup dari hasil tambang.

Di sana, setidaknya ada 12 pengusaha tambang yang mempekerjakan ratusan warga lokal maupun luar Gianyar.

Kepada pemerintah, dia berharap agar diberikannya solusi terhadap penutupan ini.

Dia juga mengaku kebingungan bagaimana cara menjawab pertanyaan warganya tersebut.

"Saya minta dalam ranah ini Pemkab Gianyar dan Pemprov Bali turun dan lihat bagaimana masyarakat kami sekarang terkatung-katung," tuturnya.

Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Agung Bharata sampai saat ini belum menemukan sektor apa yang bisa digarap penambang batu padas setelah lokasinya ditutup.

Sembari memikirkan hal itu, bupati meminta agar masyarakat berhenti sebelum aparat menangkap para pengusaha tambang ilegal.

"Mohon hentikan aktivitas penambangan. Itu merusak lingkungan. Kami akan carikan solusi nanti, mohon bersabar," ujar bupati saat ditemui di ruangnya, Jumat (6/11/2015).

Para penambang yang tertangkap tangan akan dijerat dengan Undang-undang Nomor 4, Tahun 2009 tentang pertambangan, mineral dan batu bara.

Sampai saat ini, sudah dua orang ditetapkan sebagai tersangka.

Bahkan satu di antaranya adalah kasus warga yang menambang di tanahnya sendiri.

"Saya sependapat dengan kepolisian, orang yang salah mengambil bisnis dan yang dibisniskan juga salah harus ditindak. Akibat pertambangan liar, lingkungan rusak, petani menjadi korban. Saya sangat mendukung penertiban tersebut," paparnya.

Terkait dengan ratusan warga yang mulai menganggur karena sudah tidak melakukan pertambangan, pihaknya akan melakukan penelitian.

Penelitian tersebut bagaimana cara membuat material serupa batu padas sebagai pengganti batu padas asli.

"Ini baru angan-angan saya. Kebutuhan bangunan arsitektur Bali memang tinggi, tapi jangan sampai itu dijadikan alasan penambang sampai merusak lingkungan. Akan saya upayakan penelitian agar batu padas bisa diganti dengan material campuran yang menyerupai batu padas," tuturnya.

Aktivitas penambangan mengakibatkan saluran irigasi di daerah Bangunliman, Gianyar jebol. Air yang seharusnya mengalir ke sawah-sawah petani terbuang menuju Tukad Petanu, Gianyar.

Setidaknya, 35 subak dengan luas lahan mencapai 1.830 hektare di wilayah Blahbatuh dan Sukawati kini harus menanggung akibat pengerukan tersebut. Kekeringan juga sempat melanda sawah petani. Namun, warga penambang tidak tinggal diam.

Perbekel Kemenuh, Gianyar, Dewa Nyoman Neka mengatakan, masyarakat yang dipimpin Klian Adat Sumampan turun ke lokasi jebolnya saluran irigasi untuk melakukan perbaikan secara swadaya. Tindakan ini sebagai bentuk tanggung jawab dari masyarakat.

Saya salut dengan kelian Adat Sumampan, Ketut Jangga yang sudah masuk ke terowongan untuk melakukan perbaikan terhadap saluran irigasi yang bocor," tuturnya.


Connect & Share
  • YouTube - Black Circle
  • Google+ - Black Circle
  • Twitter - Black Circle
  • Instagram - Black Circle
  • Facebook - Black Circle
bottom of page